Secara geneoloigis
kekrabatan diatas telah kita uraikan
bahwa nagari secara kekerabatan terdiri dari suku, apayung dan buah paruik.
demikian pula tentang nagari sebagai wilayah territorial adapt terdiri dari
taratak, dusun, koto pakandangan.
Dalam istilah adapt
dikenal istilah “nan data tampek barumahan, nan barai tampek kasawah, nan
lereng tampek baladang, tranjuang tampek paninjauan, guguak tampek bakubua.
Setiap suku umunya
mempunyai kondisi alam seperti yang kita sebut diatas, sehingga hal ini menjadi
identitas sebuah suku dan keberadaannya dinagari artinya kalau sebuah kelompok
suku tidak memiliki misalnya tanjuang, berarti suku tersebutmungkin munculnya
tidak tumbuh sejak nagari itu dibuat oleh pendahulunya.
Dalam
perkembangannya maka nagari itupun perlu ba balai, ba musajik, ba galanggang
dan batapian. Hal ini dapat dihubungkan dengan tempat diman fungsi adat nan
ampek itu dilaksanakan, seperti budi, akal, ilmu dan mungkin jo patut. Misalnya
nak babudi kamusajik, nak baraka kabalai, nak ba ilmu kagalanggang, nak tau
mungkin jo patuik ka tapian dan tata ruang ini biasanya satu sama lain
berdampingan, seperti berdampingan balai dengan mesjid, dan berdampingan
galanggang dengan tapian. Tapian adalah sebutan tempat anak anak muda seperti
pasar, keramaian, pemandian dan lain sebagainya.
Setipa sukupun
mempunyai pemetaan terhadap fungsi teritorial adatnya, anatara lain setiap suku
mempunyai rumah gadang, tempat penghulunya. Dan juga mempunyai rumah gadang un
tuk kebesaran “manti’ adatnya, juga mempunyai surau untuk ‘tuangku” dan
mempunyai rumah gadang untuk dubalangnya sehingga rumah gadangpun bentuknya
berbeda untuk setiap kebesaran penghulunya, misalnya rumah gadang si majo kayo
untuk penghulu, rumah gadang tain g panjang untuk manti dan rumah gadang rajo
babandiang untuk mualimnya, dan rumah gadang serambi untuk dubalangnya.
Balai adat adalah
suatu tempat atau tata ruang yang khusus untuk musyawarah penghulu sesuai
tingkat kebesaran menurut sistim yang dianutnya. Biasanya balai adat itu
memiliki nama kusus sesuai dengan fungsi atau kedudukan fungsi territorial
jorong di nagari itu. Misalnya suartu nagari tarantang lubuak limpato. Balai
tarantang disebut balai mamtuih, artinya disanalah segala musyawarah tentang
adapt yang diberlakukan mengenai sako jo pusako diputuihkan dalam nagari
tarantang lubuak limpato, dan lokasi balai adapt ini selalu berada dalam ulayat
ninik mamak yang pangkatnya dalam adapt tertinggi, atau misalnya dalam suatu
nagari disebut ‘pasak kunci” sementara dilubuak limpato, misalnya balai adapt tempat
mempertimbangkan atau dalam bahasa minangkabau asli disebut ‘mengati” maka
balai adat dilubuak limpato disebuit dengan “balai katian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar