Minangkabau ada falsafah yang
mengatakan: “penghulu nan babudi, manti nan baraka, malim nan tau dan dubalang
mungkin jo patuik”. Hal ini dapat kita gali, kalau misalnya ada dua orang yang
saling mengadu kepada penghulu tentang pertengkaran yang terjadi, maka penghulu
mengatakan, ‘cari sajolah nan elok”, dan kemudian penghulu menjelaskan bahwa
nan elok itu adalah “lamak dek awak dan katuju dek urang”, dalam bahasa
Indonesianya adalah dicari penyelesaian yang satu sama lain tidak merugikan. Sebaliknya
kalau kedua orang yang berbeda pendapat itu mengdukan masalahnya kepada manti,
maka manti melakukan sudi siasat tentang permasalahan nya kemudian baru dicari
solusinya. Kalau kedua orang ini mengadukan nya kepada angku malin, maka angku
malin berfatwa dengan hukum serta norma yang berlaku yang disebut “ dallalat”
atau dalil ukurannya adalah ini salah dan itu benar.
Tentang fungsi
penghulu dalam adagium adapt dikatakan “ mamancuang indak putuih, mamakan indak
abih, usak tak tasengseng, dalam tak taajuak” artinya penghulu tidak boleh
menjatuhkan hukum yang menyebabkan keduanya terhukum dan yang lainnya menjadi
menang dalam suatu perkara. Barangkali itulah sebabnya pemerintah belanda pada
masa penjajahan, ingin menguasai atau meminjam tanah ulayat ninik mamak (
penghulu ) maka jawaban penghulu selalu mengatakan “ambo tanyokan kapado urang
cadiak ambo dahulu” akhirnya belanda berkesimpulan penghulu nan babudi adalah
lambing kebesarannya saja. Sehingga belanda mengangkat manti sebagai ninik
mamak, dan akibatnya yang diterima Belanda adalah konsep “manti nan baraka,
malin nan tau dan dubalang nan arif bijak sana”
dan akhirnya ini di jadiakan moto tigo tali sapilin, tigo tungku sajarangan.
Diatas tadi kita
singgung sedikit sebagai contoh struktur adat dinagari, kalau kita tanyakan
kepada ninik mamak disuatu nagari tentang adapt yang dipakai dalam nagarinya,
maka jawabannya spontan bahwa dinagari kami adat lareh nan panjang atau
dikatakan adapt dinagari ini adalah adapt lareh nan gadang, ada pula yang
mengatakan nagari kami adatnya lareh nan bunta atau bodi caniago, adapula
mengatakan adapt dinagari kami adalah “ pisang sikalek hutan pisang timbatu nan
bagatah, koto piliangnyo bukan bodi caniago inyo antah, sebab dinagarinyo itu
ada basa nan barampek, barajo tigo selo. Adapula jawabannya bahwa adat dinagari
kami adalah langgam koto piliang adat bodi caniago. Adapula yang menjawabnya
adat nagari kami sudah bercampur satu sama lainnya.
Lalu bagaimana yang
adatnya itu adalah adapt koto piliang atau lareh nan gadang, dalam nagari yang
adatnya seperti ini maka pimpinan tertinggi suku disebut dengan ka ampek suku,
dibawahnya ada datuk datuk yang disebut tuo kampuang, dan baru penghulu yang
dibawahnya adalah panghulu andiko di paruik.
Kalau nagari itu
adanya lareh nan panjang maka pimpinan tertnggi dinagari adalah “ pucuak”
dibawahnya ada lantak suku dibawahnya ada penghulu tuo kampuang dan yang
terendah ada penghulu andiko.
Dinagari yang
adatnya mamakai bodi caniago (lareh nan bunta) maka pimpinan penghulunya
disebut dengan urek tunggang atau urang tuo adat, dibawahnya ada penghulu
andiko.
Dinagari yang
dikuasai oleh kerajaan pagaruyuang misalnya didaerah alam surambi sungai pagu,
alam sitiung koto basa, alam kinari paruik batu, alam sontang padang nunang,
alam tiku pariaman maka dinagari nagari ini pimpinan tertingginya disebut datuk
basa nan barampek, rajo tigo selo yaitu meliputi rajo alam, rajo adapt, dan
rajo ibadat.
Nagari yang ada
dalam catatan kita terdapat 306 nagari memiliki struktur adapt lareh nan gadang
atau yang klasik disebut dengan koto piliang. 96 nagari dengan struktur adapt
lareh nan bunta, 20 nagari campuran lareh nan panjang dan lareh nan gadang, 41
nagari dengan sistem kerajaan pagaruyuang dan lebih kurang 50 nagari dengan
struktur lareh nan panjang. Nagari nagari itu secara territorial terdiri dari
taratak (tempat awal mula mereka membuat kehidupan) lalu mereka susun dusun
kemudian mereka cari tempat pusat adapt yang disebut dengan koto, dan meraka
cari daerah pakandangan.
Dari sudut ikatan
geneologis maka masyarakatnya disusun atas suku.suku terdiri dari payuang dan
payuang terdiri dari paruik dan paruik terdiri dari buah paruik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar