Menjadi yang terbaik merupakan amanah yang harus dilakukan dalam hidup dan kehidupan seorang manusia karena kita dilahirkan memang untuk jadi yang terbaik oleh Allah SWT yakni sebagai kalifah di muka bumi ini serta paling sempurna dari sekian banyak makluk ciptaan Allah. Maka Jadilah yang terbaik.......YES...

Senin, 04 Juli 2016

LEMBAH HARAU BERBASIS KONSERVASI DAN EKONOMI LOKAL

Oleh Ali Hasan, S.Sos

Think globally, act locally. Begitulah jika kita mengembangkan sektor pariwisata karena harus berpikir global dan bertindak lokal. Secara luas pariwisata Lembah Harau dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan karena sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, lingkungan, ekonomi dan politik. 
          Makanya  penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka  meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan dan memperkenalkan,  mendayagunakan objek dan daya tarik wisata daerah serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antara bangsa dan daerah.
          Kepariwisataan bukan hanya sekedar bepergian saja, namun juga berkaitan dengan perusahaan jasa dan sarana pariwisata serta perusahaan objek dan daya tarik wisata, interaksi sosial antara wisatawan dengan penduduk setempat. Karena itu pariwisata dipandang sebagai suatu lembaga dengan jutaan interaksi, kebudayaan dengan sejarahnya, kumpulan pengetahuan dan jutaan orang yang merasa dirinya sebagai bagian dari kelembagaan ini, sehingga pariwisata sebagai konsep dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda.
          “Dalam upaya menjadikan sector pariwisata sebagai andalan pendapatan asli daerah,  pemerintah daerah harus merencanakan suatu strategi, yaitu suatu usaha atau kegiatan untuk meningkatkan pengeluaran wisatawan yang berkunjung dan memperlama mereka tinggal. Strategi tersebut dibarengi dengan penambahan dan peningkatan  berbagai fasilitas yang mendukung kepariwisataan”.
          Di kepariwisataan terdapat interaksi antara sector ekonomi dan lingkungannya dalam konteks suatu wilayah. Kenaikan pendapatan sector pariwisata akan memberi manfaat baik ekonomi daerah dan masyarakat yang ada dilokasi obyek wisata. Adanya wisatawan yang datang ke suatu daerah dapat menimbulkan multiflier effect sehingga cenderung membantu menaikkan PDRB daerah tersebut.

Pariwisata sebagai katalisator meningkatkan sektor ekonomi lokal
         
Seorang wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena didorong oleh berbagai motif yang tercermin dalam berbagai macam jenis pariwisata. Bagi daerah sangat perlu mempelajari motif ini karena berhubungan dengan failitas yang perlu disiapkan dan program-program promosinya dengan suatu pertumbuhan yang berimbang.
          Sektor pariwisata juga dapat memegang peranan yang menentukan dan dapat sebagai katalisator untuk meningkatkan pembangunan sector-sektor lain secara bertahap. Majunya industri pariwisata sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang dan adanya pertumbuhan ekonomi yang berimbang.
          Karena itu,  tidak hanya perusahaan yang dapat menyediakan kamar untuk menginap, Restoran dan rumah makan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman, industri kerajinan untuk menyediakan cinderamata, pramuwisata sebagai pemandu wisata, akan tetapi perlu diperlukan juga prasarana dan sarana yang memadai sebagai infrastruktur yang dapat menunjang sektor pariwisata.
          Pariwisata mempunyai elastisitas yang positif, yaitu permintaaannya dengan  kenaikannya secara profesional lebih besar daripada kenaikan tingkat pendapatan tidak hanya tergantung pada sisi permintaann saja, factor penawaran juga memainkan peranan yang sangat penting dalam memasarkan produk wisatanya.
          Dalam konteks pariwisata senbagai industry  telah memperkenalkan beberapa istilah seperti industri of the in visible export (industri eksport tidak nyata), Hospital industri (industri ramah tamah), atau service industri (industri jasa pelayanan).
          Sifat khusus wisata adalah produk wisata mempunyai ciri bahwa ia tidak dapat dipindahkan, dalam pariwisata industri dan konsumsi terjadi pada saat yang sama; langgangan   tidak dapat mencicipi, mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya, yang dapat dilihat hanya brosur-brosur, gambar-gambar.
          Dari segi usaha, produk wisata merupakan usaha yang mengandung resiko besar, industri pariwisata memerlukan modal yang besar, sedangkan permintaan sangat peka terhadap situasi ekonomi, politik, sikap masyarakat, kesenangan wisatawan dan sebagainya.
Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang dimiliki Kab Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat, antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam, peninggalan sejarah / budaya yang secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Seluruhan potensi ODTWA tersebut merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi dan sekaligus merupakan media pendidikan dan pelestarian lingkungan.
Namun disisi lain, laju kerusakan lingkungan  kiranya dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir kerusakan lingkungan tersebut dengan strategi pengembangan kawasan-kawasan  yang berbasis kelestarian lingkungan untuk pembanguan berkelanjutan (Sustainable Development) salah satunya yakni melalui kegiatan-kegiatan pengembangan ekowisata daerah yaitu di Lembah Harau Kab Lima Puluh Kota.

Ekowisata  Lembah Harau dengan konservasi dan Lingkungan

          Sektor Pariwisata Lembah Harau merupakan sector yang potensial untuk dikembangkan dengan pemamfaatan lingkungan dan keanekaragaman hayati sebagai daya tarik wisata alam yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekaligus sumber pendapatan Asli Darah. Untuk itu, pendayagunaan sumber daya alam dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat mmberikan sumbangan dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

           Kemajuan industri pariwisata di Lembah Harau,  sebenarnya ditunjang oleh bermacam-macam usaha yang perlu dikelola secara terpadu dan baik, diantaranya adalah : promosi, transportasi, kemudahan keimigrasian atau birokrasi, akomodasi, pemandu wisata, lingkungan  yang asri, penawaran barang dan jasa dengan mutu terjamin dan harga yang wajar, pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang menarik, serta kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup.
          Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat mendorong pembangunan Lembah Harau dengan melibatkan masyarakat setempat , swasta dan lembaga lembaga lainnya dalam menghidupi daerah sendiri . untuk itu usaha untuk mendapatkan sumber dana yang tepat merupakan suatu keharusan. Terobosan-terobosan baru dalam memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah harus dilakukan, salah satunya adalah dengan membangun lembah harau yang berbasis lingkungan.
          Lembah Harau dengan pola Ekowisata merupakan  suatu konsep pariwisata yang mencerminkan wawasan lingkungan dan mengikuti kaedah-kaedah keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Secara umum pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan  kualitas hubungan antar manusia, meningkatkan kualitas hidup  masyarakat setempat dan menjaga kualitas lingkungan.
          Pengelolaan sumber daya alam perlu dilakukan untuk menjamin pemanfaatan secara bijaksana dan berkesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatan kualitas nilai serta keanekaragamannya. 
          Masyarakat Lembah Harau harus didorong mendukung dan mengembangkan kegiatan konservasi. Untuk itu, pengembangan ekowisata dapat memberikan dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat, yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan ekowisata. 
          Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperolehnnya. Oleh karena itu, ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan mengurangi kemiskinan.
          Dengan adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri. Tataran implementasi ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan terpadu yang dilakukan di suatu daerah.
          Untuk itu pelibatan para pihak terkait mulai dari masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah diharapkan membangun suatu jaringan dan mampu menjalankan suatu kemitraan yang baik.  Sehingga didalam recana pembangunan jangka menegah (RPJM) tahun 2017 – 2021 dengan rencana aksinya salah satunya  difokuskan sektor pariwisata dan ekonoimi kreatif dengan program ekowisata berbasis  pendidikan dan konservasi.


Nama                     : Ali Hasan, S.Sos
Pekerjaan                 
1. Kabid Kominfo Kab Limapuluh Kota periode 2015 – sampai sekarang
2. Kabid Kepariwisataan Kab Limapuluh Kota periode 2012 - 2014
3. Kabid Kebudayaan kab Limapuluh Kota periode 2011 – 2012
Alamat                   : Jln. Anyelir no 46 Parit Rantang Kota Payakumbuh

HP                          : 081266557505